Representasi Penindasan Dan Penghilang Kebenaran Serta Trauma Kolektif Masyarakat (Analisis Semiotika Komunikasi Dalam Film Kabut Berduri)
Representations of Oppression And Dismantling of Truth And Collective Trauma of Society (Semiotic Analysis of Communication in Prickly Fog Film)
DOI:
https://doi.org/10.53866/jimi.v5i6.1005Keywords:
Semiotika, Simbol Visual, Kritik Sosial, Kabut BerduriAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konstruksi makna simbol visual dalam film Kabut karya Edwin dengan menggunakan pendekatan semiotika Charles Sanders Peirce. Film ini dipilih karena menampilkan gaya visual eksperimental yang minim dialog, namun sarat akan simbolisme yang menyentuh isu-isu sosial- politik, seperti sensor informasi, identitas yang terhapus, serta trauma kolektif akibat kekuasaan represif. Pendekatan semiotika Peirce digunakan untuk mengurai tanda menjadi tiga elemen utama: representamen (bentuk fisik tanda), object (hal yang dirujuk), dan interpretant (makna yang terbentuk).Hasil analisis menunjukkan bahwa simbol koran dalam plastik merepresentasikan kebenaran yang disensor, tubuh para korban menggambarkan hilangnya identitas dan kekuasaan atas tubuh, kabut dan duri melambangkan ketidakjelasan serta rintangan dalam pencarian kebenaran, sedangkan batang pohon menjulang menjadi metafora dari tubuh-tubuh manusia yang kehilangan ruh dan hak-haknya. Temuan ini menunjukkan bahwa Kabut Berduri tidak hanya menawarkan estetika visual yang kontemplatif, tetapi juga menjadi media kritik budaya terhadap pengaburan sejarah dan pembungkaman suara korban.Penelitian ini menerapkan teori semiotika Peirce secara mendalam, serta memperluas pemahaman tentang bagaimana simbol visual dapat menjadi alat refleksi sosial dan pencarian identitas dalam sinema kontemporer.
References
Amelia, C., Waraouw, D. M. D., & Waleleng, G. J. (2021). Pesan Moral Pada Film Cek Toko Sebelah (Analisis Semiotika John Fiske). Acta Diurna Komunikasi, 3(4), 1–7.
Banjarnahor, T. A., & Cindoswari, A. R. (2023). Analisis Semiotika Pesan Moral Dari Film Miracle In Cell No 7 “Versi Indonesia.” Scientia Journal, 5(5).
Ghina, S., Hasmawati, F., & Trisiah, A. (2025). Analisis Semiotika Dalam Film “ Vina Sebelum 7 Hari .” Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 1(2), 1–8.
Rahadian O, R., & Cahyo k, T. (2022). Semiotika tanda visual film penyalin cahaya. Jurnal Barik, 4(2), 116–130.
Rahman, M. F., & Yulianita, N. (2024). Gaya Komunikasi Kesehatan Apoteker Di Media SOSIAL ( Analisis Semiotika Roland Barthes Pada Akun Instagram @ apoteker _ rahmato ). Jurnal Ilmiah Multidisiplin Indonesia, 4(3), 135–148. https://doi.org/10.53866/jimi.v4i3.594 Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & Dzy.
Sulung, U., & Muspawi, M. (2024). Memahami Sumber Data Penelitian : Primer, Sekunder, Dan Tersier. 5(September), 110–116.
Syarief, F., & Napitupulu, F. (2023). Jurnal Media Penyiaran Representasi Makna Persahabatan Kata Jancuk Dalam Film Yowisben 2 ( Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure ) Jurnal Media penyiaran. 03.
Timah, T. (2015). Analisis Semiotika Pada Film Laskar Pelangi. Jurnal Proporsi, Vol 1 No 1, 51–63. Tjhing, T., & Ariati, Y. (2022). Analisis Semiotika Representasi Budaya Tionghoa dalam Film Crazy Rich Asians. Jurnal Ilmu Komunikasi Dan Bisnis, 7(2)(April), 243–261.
Rahman, M. F., Amini, N. U., & Rambe, I. H. (2023). Representatif Toxic Relationship Terhadap Pasangan Dalam Film “Yang Hilang Dalam Cinta.” Buana Komunikasi, 4(November), 75–86.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Ralvi Fauzan Albuchori, Mufti Fauzi Rahman, Siti Nur’aeni

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

















